ELINE.NEWS,Jakarta – Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menyebut Surat Berharga Negara (SBN) tetap menjadi instrumen investasi utama bagi industri asuransi dan dana pensiun. Berdasarkan data terbaru, porsi penempatan dana di SBN tercatat mencapai 50,38 persen, menjadikannya yang paling dominan dibandingkan instrumen lain.
Kepala Eksekutif Pengawas Perasuransian, Penjaminan, dan Dana Pensiun OJK, Ogi Prastomiyono, mengatakan pengelolaan investasi sektor ini telah diatur melalui sejumlah ketentuan agar memberikan hasil optimal dengan tata kelola yang baik. Menurutnya, investasi industri tidak hanya terfokus pada SBN, tetapi juga didistribusikan ke beberapa instrumen lain seperti deposito sebesar 25,8 persen dan saham 15,8 persen.
Ogi menambahkan, perubahan variabel ekonomi, termasuk pergerakan suku bunga, sangat berpengaruh pada keputusan investasi. Karena itu, manajemen risiko dilakukan melalui prinsip tata kelola berlapis yang melibatkan manajemen, dewan komisaris, hingga komite-komite di perusahaan asuransi maupun dana pensiun.
Ia menekankan pentingnya penerapan prinsip asset liability matching atau kesesuaian antara aset dan kewajiban. Menurutnya, praktik ini menjadi pekerjaan berkelanjutan bagi industri agar portofolio investasi tetap terjaga stabilitasnya. “Prinsip asset liability matching secara konsisten dilakukan oleh pilar-pilar tata kelola di perusahaan, dan hal ini juga menjadi bagian dari pengawasan OJK,” jelasnya.
Dengan komposisi investasi yang masih terkonsentrasi pada SBN, OJK menegaskan peran instrumen tersebut tidak hanya mendukung stabilitas keuangan industri asuransi dan dana pensiun, tetapi juga berkontribusi pada pembiayaan pembangunan nasional.(*)
