ELINE.NEWS,Makassar — Pasar modal di wilayah Sulawesi Selatan dan Sulawesi Barat mencatat kinerja impresif dalam tiga tahun terakhir. Lonjakan jumlah investor dan peningkatan nilai transaksi menunjukkan aktivitas ekonomi masyarakat kian kuat, terutama dari kelompok generasi muda. Hal ini dipaparkan Kepala PT Bursa Efek Indonesia (BEI) Perwakilan Makassar, Fahmin Amirullah, dalam Workshop Wartawan Pasar Modal, Jumat (28/11/2025).
Fahmin mengungkapkan bahwa momentum pemulihan ekonomi pascapandemi menjadi titik akselerasi bagi pasar modal di kawasan timur Indonesia. Data mencatat pada 2023, jumlah Single Investor Identification (SID) saham mencapai 108.869, sementara SID pasar modal berada di angka 342.463. Total transaksi tahun itu mencapai Rp18,75 triliun atau rata-rata Rp1,56 triliun per bulan.
Memasuki 2024, geliat pasar meningkat tajam. SID saham naik menjadi 137.384, dan SID pasar modal mencapai 431.922. Nilai transaksi juga terkerek menjadi Rp23,23 triliun. “Minat masyarakat makin luas. Mereka semakin memahami bahwa instrumen pasar modal bukan lagi sesuatu yang kompleks,” jelas Fahmin.
Tren positif tersebut berlanjut sepanjang 2025. Hingga Oktober 2025, jumlah SID saham di Sulsel dan Sulbar telah mencapai 179.178, sementara SID pasar modal menembus 532.928. Nilai transaksi melonjak signifikan hingga Rp36,49 triliun, dengan rata-rata transaksi bulanan sebesar Rp3,04 triliun—menjadi capaian tertinggi dalam tiga tahun terakhir.
Investor Muda Mendominasi
Perubahan paling mencolok terlihat dari profil investor. Dari total SID saham, sebanyak 60 persen atau 105.744 berasal dari kelompok usia 18–30 tahun. Menurut Fahmin, tren ini menandai pergeseran pola pengelolaan keuangan generasi muda.
“Mereka tidak lagi menjadikan tabungan sebagai satu-satunya pilihan. Ada kesadaran bahwa pasar modal bisa menjadi sarana membangun masa depan keuangan yang lebih stabil,” katanya.
Kelompok usia 31–39 tahun menyumbang 25 persen atau 43.088 SID, sementara investor berusia 40–100 tahun berkontribusi 15 persen atau 26.809 SID. Dominasi ini menunjukkan bahwa pasar modal di Sulsel dan Sulbar kini bertumpu pada kelompok produktif yang lebih adaptif terhadap teknologi dan informasi.
Perluasan Galeri Investasi
Untuk mempertahankan momentum pertumbuhan, BEI Makassar menargetkan pembukaan sejumlah Galeri Investasi baru di lokasi strategis seperti kampus, sekolah menengah, hingga pusat keramaian. Galeri ini diharapkan menjadi pusat edukasi dan konsultasi bagi masyarakat yang ingin mengenal dan mempraktikkan investasi.
“Pusat edukasi harus semakin dekat dengan masyarakat. Melalui galeri investasi, masyarakat dapat belajar, bertanya, hingga mencoba langsung transaksi pasar modal. Ini akan memperkuat basis investor di masa depan,” tegas Fahmin.
BEI Makassar berharap langkah ini dapat semakin memperkokoh peran Sulawesi Selatan sebagai motor pertumbuhan investor di Kawasan Timur Indonesia. “Dengan ekosistem yang semakin inklusif, kami optimistis pasar modal di Sulsel dan Sulbar akan terus menjadi ruang pertumbuhan ekonomi yang strategis,” tutupnya.













