Kolom

Penutupan Live TikTok Guncang Kreator: Pendapatan Hilang, Publik Kehilangan Akses Informasi

×

Penutupan Live TikTok Guncang Kreator: Pendapatan Hilang, Publik Kehilangan Akses Informasi

Sebarkan artikel ini

ELINE.NEWS,Makassar  — Penutupan sementara fitur live pada aplikasi TikTok sejak 31 Agustus 2025 menimbulkan dampak signifikan bagi kreator konten dan masyarakat pengguna. Keputusan ini diambil setelah maraknya siaran langsung aksi demonstrasi di sejumlah daerah yang berakhir ricuh, termasuk di Makassar, Sulawesi Selatan, saat gedung DPRD Makassar dan DPRD Sulsel terbakar hebat.

Selama ini, fitur live TikTok tidak hanya dipandang sebagai sarana hiburan, melainkan juga sebagai sumber informasi cepat di tengah peristiwa genting. Saat demonstrasi berlangsung, masyarakat bisa langsung menyaksikan situasi lapangan melalui tayangan langsung pengguna. Setelah fitur tersebut dihentikan, publik kehilangan salah satu kanal informasi real-time yang dianggap jujur dan apa adanya.

Dampak penutupan fitur live lebih terasa di kalangan kreator konten, terutama mereka yang mengandalkan siaran langsung untuk memperoleh penghasilan. Sukri, seorang afiliator TikTok asal Makassar yang memiliki lebih dari 15 ribu pengikut, mengaku mengalami penurunan pendapatan secara drastis. Biasanya, ia memperoleh komisi harian dari promosi produk melalui sesi live. Namun, sejak fitur ini dihentikan, sumber penghasilan utamanya terhenti.

“Pengaruhnya sangat signifikan, terutama secara finansial. Ini menjadi pukulan berat karena pendapatan komisi afiliasi berkurang drastis. Kita tidak bisa lagi melakukan live untuk mendorong penjualan,” ungkap Sukri melalui akun TikTok @pakSukrisaja, Senin (1/9).

Meski demikian, ia tetap mencoba beradaptasi. Menurutnya, penutupan ini dapat menjadi momentum bagi kreator untuk mengembangkan konten dengan cara lain, seperti memaksimalkan video pendek atau menyematkan produk dalam fitur keranjang kuning. Dengan begitu, peluang promosi tetap terbuka meskipun tidak seinteraktif saat live.

Fitur live TikTok selama ini dikenal memberi nilai tambah karena memungkinkan interaksi langsung antara kreator dan audiens. Tidak hanya digunakan untuk hiburan, fitur tersebut juga berfungsi sebagai media edukasi, promosi bisnis, hingga wadah ekspresi kreatif. Dalam konteks peristiwa sosial, live TikTok bahkan berperan sebagai kanal informasi cepat yang sering kali hadir lebih dahulu dibanding laporan media arus utama.

Kebijakan penghentian sementara ini memunculkan perdebatan. Sebagian pihak menilai langkah TikTok penting untuk menjaga ruang digital tetap kondusif dan mencegah penyebaran konten negatif. Namun, banyak pula yang berpendapat bahwa penutupan live justru mengurangi transparansi dan membatasi akses publik terhadap informasi langsung di lapangan.

Para kreator berharap TikTok dapat menghadirkan solusi yang lebih seimbang, yakni tetap menekan konten bermasalah tanpa harus mengorbankan kreativitas dan ruang berekspresi. Selain itu, publik juga menantikan kembalinya fitur live agar tetap bisa memperoleh informasi real-time yang autentik dari para pengguna di berbagai daerah.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *