ELINE.NEWS, Palopo — Kebijakan baru Kementerian Haji dan Umrah terkait sistem penetapan kuota haji tahun 2026 berdampak besar bagi sejumlah daerah di Sulawesi Selatan, termasuk Kota Palopo.
Dengan penerapan sistem antrean faktual atau waiting list berbasis provinsi, Palopo berpotensi tak memberangkatkan satu pun jemaah haji pada musim haji mendatang.
Kasi Penyelenggaraan Haji dan Umrah Kemenag Kota Palopo, Sirajuddin, membenarkan kondisi tersebut.
“Sesuai keputusan Menteri Haji dan Umrah, Kota Palopo untuk sementara tidak mendapat kuota haji, seperti lima daerah lainnya di Sulawesi Selatan,” ujarnya, Selasa (11/11/2025) kemarin.
Menurutnya, daftar tunggu calon jemaah haji di Palopo baru mencapai pendaftar tahun 2012, sementara yang diberangkatkan pada 2026 adalah mereka yang mendaftar hingga 2011. Akibatnya, Palopo tertinggal satu tahun dari batas antrean provinsi.
Sirajuddin menambahkan, sejumlah calon jemaah telah menanyakan kepastian keberangkatan mereka. Namun setelah dijelaskan, sebagian besar memahami perubahan sistem tersebut.
“Kami berharap Kota Palopo segera mendapatkan kuota pemberangkatan, terutama bagi 10 calon jemaah yang sudah lunas tunda agar bisa diberangkatkan lebih awal,” katanya.
Perubahan sistem ini merupakan amanat Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2025 yang mengubah dasar perhitungan kuota dari jumlah penduduk muslim per kabupaten/kota menjadi daftar tunggu faktual tingkat provinsi.
Pemerintah menilai kebijakan ini lebih adil dan transparan dalam distribusi kuota.
Sulawesi Selatan sendiri memperoleh total 9.670 kuota haji untuk 2026, mencakup calon jemaah yang mendaftar hingga 24 Oktober 2011.
Artinya, kabupaten/kota yang daftar tunggunya belum mencapai tanggal tersebut seperti Palopo, Luwu, Tana Toraja, Toraja Utara, Kepulauan Selayar, dan Enrekang, kemungkinan tidak mendapat alokasi jemaah reguler.
Hingga kini, daftar tunggu haji di Kota Palopo tercatat sebanyak 2.706 orang. Di tengah panjangnya antrean ini, empat calon jemaah lanjut usia diprioritaskan berangkat tahun depan, yakni Mamma Karombang (94), Nabong (87), Sanatang (87), dan Andi Zainuddin (86).
