ELINE.NEWS, Makassar — Kapolrestabes Makassar Kombes Pol Arya Perdana menyampaikan, pihaknya kembali menempatkan personel pengamanan di lokasi rawan tawuran untuk mencegah bentrokan susulan. Ia berharap situasi segera kondusif dan tidak ada lagi aksi serupa.
“Kita tempatkan pasukan lagi, berharapnya semoga tidak ada lagi tawuran. Tapi kalau memang ada pelaku-pelaku yang bisa kami dapat, tentu akan kami tindak tegas,” ujarnya kepada wartawan, Jumat (7/11) kemarin.
Kericuhan tersebut telah berlangsung sejak Senin (3/11) hingga Kamis (6/11) di wilayah Tallo dan perbatasan Kecamatan Bontoala, meliputi Jalan Sibula Dalam, Jalan Lembo, hingga Jalan Layang.
Awal bentrokan terjadi antara kelompok pemuda Kampung Borong Taipa (Borta) dan Kampung Sapiria di sekitar Tempat Pemakaman Umum Beroanging, Tallo. Saat aparat mencoba membubarkan massa, seorang anggota Satpol PP terkena anak panah.
Meski sempat mereda, bentrokan kembali pecah pada Rabu (5/11) malam. Para pelaku saling menyerang dengan batu, busur panah, dan petasan hingga seorang balita terluka di bagian tangan.
Puncaknya, Kamis (6/11) petang, bentrokan kembali terjadi disertai penggunaan senapan angin dan bom molotov. Akibatnya, satu rumah kosong dan satu motor terbakar.
Menurut Arya, aksi tawuran kembali pecah setelah pengamanan aparat berkurang di sekitar lokasi. Padahal, sebelumnya telah ada kesepakatan damai antara warga yang difasilitasi pemerintah kota dan kepolisian.
“Kami sudah tempatkan pos gabungan dari Brimob, TNI, dan Satpol PP selama kurang lebih satu bulan. Sebenarnya situasi sudah mulai kondusif, tapi begitu pasukan ditarik, main tawuran lagi,” tuturnya.
Ia menegaskan, menciptakan keamanan bukan hanya tanggung jawab aparat, tetapi juga masyarakat, terutama para orang tua untuk mengawasi anak-anaknya yang mayoritas masih di bawah umur.
“Ini harus ada keinginan bersama. Terlebih lagi para orang tua menjaga anak-anaknya, karena pemainnya anak-anak semua,” ujarnya.
Untuk mencegah bentrokan susulan, pihak kepolisian bersama TNI dan Satpol PP kembali menempatkan pasukan di sejumlah titik rawan. Arya juga mengingatkan warga agar tidak melindungi pelaku tawuran.
“Setiap kali petugas masuk menyisir selalu dihalangi emak-emak. Kalau ingin anak-anaknya tidak terlibat kasus hukum, jangan dibiarkan ikut tawuran. Melindungi pelaku pidana juga bisa kena pasal,” tegasnya.













