ELINE.NEWS,Makassar — Persatuan Inteligensia Kristen Indonesia (PIKI) Sulawesi Selatan menggelar seminar bertajuk “Mempersiapkan Generasi Emas Menuju Indonesia Emas 2045” di Makassar, menghadirkan para narasumber dari kalangan akademisi dan profesional. Kegiatan ini diikuti sekitar 70 peserta yang terdiri dari mahasiswa berbagai perguruan tinggi di Makassar, dosen, serta perwakilan organisasi masyarakat Kristen.
Seminar yang diprakarsai oleh Ketua Panitia Denny Wurarah ini menjadi bagian dari program nasional PIKI Pusat sekaligus langkah awal menjelang pelantikan pengurus DPD PIKI Sulsel yang direncanakan berlangsung pada awal tahun depan. Dalam sambutannya, Ketua Umum DPP PIKI, Dr. Badikenita Putri Sitepu, SE, M.Si, menegaskan bahwa kegiatan tersebut menjadi momentum mempererat solidaritas serta membangun semangat kebersamaan di tubuh organisasi.
“Kiranya kegiatan ini menjadi langkah awal menuju pelantikan pengurus baru. Kami berharap PIKI Sulsel dapat menjadi wadah yang aktif mendorong lahirnya generasi cerdas, berkarakter, dan berdaya saing menuju Indonesia Emas 2045,” ujarnya.
Badikenita yang juga tengah mempersiapkan Kongres Nasional PIKI menekankan pentingnya kontribusi setiap daerah, termasuk Sulawesi Selatan, dalam merumuskan gagasan strategis bagi kemajuan bangsa. Ia mengingatkan bahwa PIKI harus tetap berperan aktif dalam menegakkan keadilan dan memberikan solusi di tengah masyarakat.
Sementara itu, Ketua DPD PIKI Sulsel, Dr. Boas Singkali, SE, M.Th, seorang dosen, motivator, serta gold expert and investment consultant, menyoroti tantangan besar yang dihadapi generasi muda masa kini. Dalam paparannya berjudul “Strategi Menciptakan Generasi Emas”, ia menyebut bahwa kecenderungan pada materialisme, hedonisme, individualisme, dan gaya hidup instan menjadi penghambat terbentuknya karakter unggul.
“Banyak anak muda hari ini kehilangan arah karena orientasinya hanya pada hal-hal material dan instan. Kita perlu membangun generasi yang tidak hanya cerdas secara akademik, tetapi juga kuat secara moral, spiritual, dan mental,” tegasnya.
Dr. Boas menilai dunia pendidikan perlu menyesuaikan diri dengan perkembangan zaman melalui kurikulum yang adaptif serta peningkatan kompetensi di bidang teknologi, seperti coding, analisis data, desain grafis, dan komunikasi digital. Ia juga menekankan pentingnya membangun kesiapan fisik dan mental serta memperluas jejaring kerja agar generasi muda tidak tertinggal dalam era digital.
Menurutnya, generasi emas masa depan harus memiliki keseimbangan antara hard skill dan soft skill. Keterampilan teknis seperti pemanfaatan kecerdasan buatan, teknologi hijau, dan kemampuan bisnis harus dibarengi dengan kemampuan berpikir kritis, komunikasi efektif, kerja sama tim, dan kreativitas. “Generasi emas bukan hanya mereka yang pintar, tapi mereka yang mampu beradaptasi, berpikir kritis, dan tidak menunda pekerjaan,” ungkapnya.
Selain Dr. Boas, hadir pula Rektor Universitas Ciputra Makassar, Dr. Ir. Tony Antonio, M.Eng, serta akademisi hukum Dr. Yoel Beli, SH, M.H. Keduanya memberikan perspektif tentang pentingnya sinergi antara dunia pendidikan, pemerintah, dan komunitas dalam mencetak generasi unggul yang siap menghadapi persaingan global.
Para narasumber sepakat bahwa generasi Z, yang kini menduduki bangku kuliah, merupakan penentu masa depan bangsa. Oleh karena itu, mereka perlu dibekali dengan kemampuan teknologi, inovasi, dan karakter tangguh agar siap membawa Indonesia menuju masa keemasan.
Kegiatan ini ditutup dengan refleksi bersama bahwa visi Indonesia Emas 2045 bukan sekadar cita-cita, melainkan komitmen nyata untuk menyiapkan generasi penerus bangsa. “PIKI hadir untuk memastikan bahwa generasi muda memiliki kompetensi global tanpa kehilangan nilai-nilai kemanusiaan dan spiritualitas. Itulah yang akan membawa Indonesia menuju masa keemasan,” pungkas Dr. Boas Singkali.













