ELINE.NEWS,Makassar – Suasana malam di Center Point of Indonesia (CPI) pada Sabtu (9/8) berubah magis ketika ribuan cahaya lampion mengudara, menghiasi langit Makassar dengan pemandangan memukau. Sebanyak 1.500 lampion diterbangkan dalam puncak Festival Lampion yang diselenggarakan Vihara Girinaga bekerja sama dengan Pemerintah Kota Makassar, sebagai bagian dari peringatan HUT ke-80 Republik Indonesia.
Tak hanya menjadi tontonan indah, pelepasan lampion kali ini membawa pesan mendalam: harapan, doa, dan persatuan. Acara tersebut juga melibatkan tokoh-tokoh lintas agama, menegaskan bahwa semangat kemerdekaan bukan hanya milik satu golongan, tetapi seluruh rakyat Indonesia.
Lampion-lampion ini didatangkan langsung dari Tiongkok, menghadirkan makna simbolis yang kental. Dalam tradisi Asia, lampion diyakini mampu mengantarkan doa dan energi positif ke langit. Sementara itu, bagi masyarakat Tionghoa, lampion merah melambangkan keberuntungan, kemakmuran, dan kebahagiaan. Namun di CPI malam itu, cahaya yang memancar bukan hanya merah—ia memadukan warna-warni kebersamaan yang menyatukan semua perbedaan.
“Kalau kita bicara soal bangsa, kita bicara tentang semua orang, tanpa memandang agama maupun latar belakang. Lampion ini menjadi simbol bahwa kita bisa bersama-sama menjaga cahaya harapan,” ujar Roy, Ketua Panitia Festival Lampion.
Ia menambahkan, pelepasan lampion yang dilakukan secara serentak mencerminkan harmoni dan persaudaraan warga. “Secara spiritual, lampion juga mengingatkan kita untuk selalu menyalakan cahaya kebaikan dalam hati, dan mengusir energi negatif yang bisa memecah belah,” tuturnya.
Festival ini berlangsung selama dua hari, Sabtu dan Minggu, dengan beragam kegiatan yang memadukan seni, budaya, olahraga, dan hiburan. Malam pertama menampilkan pertunjukan musik, aksi kreatif siswa-siswi sekolah, atraksi Barongsai dan Pekingsai, serta alunan angklung yang memukau penonton.
Hari kedua dimulai sejak pagi dengan kegiatan jalan sehat yang melibatkan masyarakat dari berbagai usia. Acara kemudian dilanjutkan dengan penampilan barongsai, atraksi Pekingsai naga, pelepasan balon udara, dan puncaknya adalah hiburan musik dangdut “Ati Kodong” pada malam hari. Semua agenda ini terbuka gratis untuk masyarakat, membuat Festival Lampion menjadi salah satu perayaan rakyat terbesar di Makassar pada bulan kemerdekaan.
Momen pelepasan lampion di tepi laut CPI menghadirkan suasana emosional. Lampion-lampion itu melayang tinggi di atas laut, seakan membawa pesan ke seluruh penjuru negeri: meski berbeda, kita memiliki satu cahaya yang mampu menyatukan. Sorot mata para penonton yang terpaku pada cahaya di langit menjadi bukti bahwa malam itu bukan hanya indah secara visual, tetapi juga menyentuh hati.
Dengan latar laut yang luas dan angin malam yang sejuk, Festival Lampion Makassar 2025 tak hanya menjadi ajang hiburan, tetapi juga perayaan kebersamaan, harmoni, dan harapan bagi Indonesia yang lebih bersatu.













