ELINE.NEWS, MAKASSAR — Kantor Perwakilan Kementerian Keuangan Provinsi Sulawesi Selatan menggelar konferensi pers mengenai kinerja Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) regional hingga 31 Mei 2025. Kegiatan ini dilangsungkan pada Senin, 23 Juni 2025 di Gedung Keuangan Negara (GKN) Makassar dan dapat disaksikan secara daring melalui tautan: t.kemenkeu.go.id/APBNSulsel2025.
1. Perkembangan Ekonomi Regional Sulawesi Selatan
Pertumbuhan ekonomi Sulawesi Selatan pada Triwulan I 2025 mencapai 5,78% (yoy) — tertinggi sejak Triwulan I 2022 dan lebih tinggi dari rata-rata nasional sebesar 4,87%. Capaian ini sudah berada dalam target RPJMD Sulsel 2024–2026 (kisaran 5,23–6,71%).
Namun secara quarter-to-quarter (q-to-q), terjadi kontraksi ekonomi sebesar 4,12%, walau lebih baik dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.
2. Inflasi dan Nilai Tukar Petani (NTP)
Inflasi pada Mei 2025 tercatat sebesar 2,04% (yoy), mengalami penurunan 0,34% (m-to-m). Penyumbang utama inflasi antara lain:
Emas Perhiasan (0,63%)
Ikan Bandeng (0,18%)
Rokok Kretek Filter (0,12%)
Minyak Goreng (0,09%)
Kopi Bubuk (0,07%)
Sementara itu, Nilai Tukar Petani (NTP) naik 0,74% menjadi 122,54, dengan peningkatan tertinggi pada subsektor tanaman perkebunan rakyat (3,10% menjadi 174,77).
3. Perdagangan Internasional: Kakao Mendongkrak Neraca Ekspor
Walau ekspor-impor melambat, neraca perdagangan Sulsel tetap positif berkat lonjakan ekspor kakao. Nilai ekspor mencapai USD 175,01 juta, sedangkan impor sebesar USD 61,44 juta.
Komoditas kakao mencatat pertumbuhan signifikan sebesar 219,6% (yoy), sementara Mate Nikel mengalami penurunan 14,0%. Jepang dan China menjadi tujuan ekspor utama, sedangkan China dan Brasil adalah negara asal impor utama.
4. Kinerja APBN “Anging Mammiri”
Penerimaan Pajak
Total penerimaan pajak hingga 31 Mei 2025 sebesar Rp3,61 triliun atau 27,26% dari target Rp13,27 triliun. Ini turun 9,64% (bruto yoy). Beberapa poin penting:
PPN: Realisasi Rp1,49 triliun, mengalami penurunan karena faktor administratif.
PPh: Rp1,79 triliun, terpengaruh kebijakan tarif efektif (TER).
PBB: Tumbuh 48,53%, didorong oleh PBB Pertambangan Minerba.
Pajak Lainnya: Tumbuh 7.477% berkat deposit pajak sementara.
Program Sinergi Reformasi (JoPro) menargetkan tambahan Rp200 miliar dari 46 WP. Realisasi penerimaan per 27 Mei 2025 sebesar Rp10,4 miliar, dengan komitmen Juni mencapai Rp15,6 miliar.
Sebanyak 455.690 Wajib Pajak telah melaporkan SPT Tahunan, turun 7,04% yoy, dipengaruhi implementasi Multi-Factor Authentication (MFA).
Bea Cukai
Total penerimaan: Rp132,90 miliar (37,81% target), turun 14,63% yoy.
Bea Masuk: Rp71,48 miliar (32,12%), menurun karena faktor importasi beras dan gula.
Bea Keluar: Rp26,71 miliar (71,33%), naik 186,49% didukung ekspor kakao dan kernel sawit.
Cukai: Rp34,71 miliar (37,96%), naik 12,96%.
Pengawasan: Penindakan atas 10,15 juta batang rokok ilegal, 5.345 liter MMEA, serta 17 kasus narkotika (turun 67,3% yoy).
5. Pengelolaan Kekayaan Negara dan Lelang
Nilai BMN Sulsel sebesar Rp222,22 triliun, dengan penerimaan PNBP dari:
Pemanfaatan BMN: Rp7,34 miliar
Pemindahtanganan: Rp7,31 miliar
Pendapatan BLU Lainnya: Rp6,30 miliar
PNBP dari Lelang: Rp14,6 miliar, dengan realisasi pokok lelang Rp468 miliar.
Melalui Crash Program Keringanan Utang, telah dipulihkan Rp566 juta dari total outstanding Rp220,2 miliar dan USD 1,8 juta.
6. Belanja Negara
Belanja Pemerintah Pusat (BPP)
Realisasi sebesar Rp6,42 triliun (30,7% dari pagu Rp20,95 triliun), diarahkan untuk program strategis nasional dan pembangunan prioritas.
Transfer ke Daerah (TKD)
Realisasi TKD mencapai Rp12,71 triliun (38,7% dari pagu Rp32,83 triliun), terdiri dari:
DAU: Rp9,45 triliun
DAK Non-Fisik: Rp1,86 triliun
Dana Desa: Rp1,04 triliun
DBH: Rp272,48 miliar
Insentif Fiskal: Rp72,45 miliar
DAK Fisik: Rp2,70 miliar
7. Pendapatan Daerah dan Kemandirian Fiskal
Total Pendapatan Daerah s.d. Mei 2025 sebesar Rp16,6 triliun (35% dari target), terdiri dari:
TKD: Rp12,71 triliun
PAD: Rp3,58 triliun
PTAD: Rp282,96 miliar
Lain-lain: Rp28,39 miliar
Ketergantungan pada TKD masih tinggi, menandakan perlunya peningkatan kemandirian fiskal daerah.
8. Penyaluran KUR dan UMi
KUR: Tersalurkan Rp6,58 triliun (-8,29% yoy) untuk 116.919 debitur. Terbanyak disalurkan oleh BRI: Rp5,3 triliun.
UMi: Tersalurkan Rp48,32 miliar (-62,07% yoy) untuk 8.334 debitur. Terbanyak oleh PNM: Rp41,89 miliar.
9. Program Strategis: MBG, OIP, dan KDMP
Makan Bergizi Gratis (MBG)
Telah disalurkan kepada 121.822 penerima, di 576 sekolah dengan realisasi anggaran Rp110 miliar.
Operator Investasi Pemerintah (OIP) – BULOG
Realisasi penyerapan hingga Mei 2025:
Gabah: 483.380 ton (target 766.230 ton)
Beras: 46.310 ton
Wilayah penyerap utama: Sidrap (gabah) dan Pare-pare (beras)
Koperasi Desa Merah Putih (KDMP)
Jumlah koperasi aktif di Sulsel: 4.977
Bersertifikat NIK: 1.076
Anggota: 441.238
Tersisa 13 desa tanpa BUMDes, dari total 2.266 desa.
10. Subsidi KUR dan Pupuk
Nilai subsidi KUR hingga 20 Juni 2025 diperkirakan sebesar Rp589,52 miliar, dengan penyaluran tertinggi di Kabupaten Bone (Rp654,40 miliar).
Subsidi pupuk oleh 25 Pemda: Rp468 miliar untuk 420.352 debitur.
Kesimpulan: Kinerja APBN Sulsel hingga Mei 2025 menunjukkan ekonomi daerah yang tumbuh solid, meskipun beberapa sektor pendapatan negara mengalami penurunan. Dorongan ekspor, belanja negara, dan program strategis seperti MBG dan KUR menjadi pilar penggerak pembangunan di Sulawesi Selatan.(*)