ELINE.NEWS,PANGKEP– Tim Percepatan Akses Keuangan Daerah (TPAKD) Kabupaten Pangkajene dan Kepulauan (Pangkep) kembali mencatatkan langkah strategis dalam penguatan akses keuangan inklusif dengan menggelar Rapat Koordinasi TPAKD bersama Otoritas Jasa Keuangan (OJK), setelah sebelumnya meraih TPAKD Award Tahun 2024 sebagai pelaksana terbaik program Layarku—berkat kolaborasi aktif seluruh Industri Jasa Keuangan (IJK) dalam memberikanedukasi keuangan hingga ke desa-desa dan pulau-pulau di wilayah Pangkep.
Kegiatan ini menjadi momentum untuk memperkuat sinergi lintas sektor dalam mendukung pembangunan ekonomi berbasis potensi lokal serta memperluas jangkauan layanan keuangan yang inklusif dan berkelanjutan.
Dalam sambutannya, Kepala OJK Sulawesi Selatan dan Sulawesi Barat Moch.Muchlasin menyampaikan bahwa peran TPAKD sangat strategis dalam
mengorkestrasi sinergi antara pemerintah daerah dan sektor jasa keuangan. “Kami mendukung optimalisasi TPAKD Pangkep sebagai pendorong perluasan akses keuangan yang menyentuh seluruh lapisan masyarakat, termasuk UMKM dan
wilayah perdesaan,” ujarnya.
Sementara itu, Bupati Pangkep Dr. H. Muhammad Yusran Lalogau, S.Pi., M.Si. menekankan bahwa kondisi geografis Pangkep sebagai daerah tiga dimensi (daratan, kepulauan, dan pegunungan) menghadirkan tantangan tersendiri dalam
pemerataan akses keuangan. Oleh karena itu, dibutuhkan pendekatan digital, edukatif, dan kolaboratif untuk menjawab tantangan tersebut.
Kinerja Sektor Jasa Keuangan Kabupaten Pangkep
Kinerja industri jasa keuangan Kabupaten Pangkep terus menunjukkan pertumbuhan positif. Hal ini disampaikan oleh Analis Senior Deputi Direktur
Pengawasan Perilaku Pelaku Usaha Jasa Keuangan, Edukasi, dan Pelindungan Konsumen OJK Indra Natsir Dahlan, dalam paparannya pada Rapat Koordinasi TPAKD.
Hingga Maret 2025, kinerja sektor perbankan di Kabupaten Pangkep tetap tumbuh positif. Total aset perbankan mencapai Rp2,22 triliun atau tumbuh 0,90% yoy. Dana Pihak Ketiga tumbuh 0,68% menjadi Rp1,43 triliun dan penyaluran kredit meningkat menjadi Rp2,19 triliun. Rasio intermediasi (LDR) berada pada level tinggi yaitu 153,54% dengan NPL masih terkendali di angka 2,28%.
Penyaluran kredit didominasi oleh sektor produktif sebesar 55,22% dari total kredit, dengan sektor perdagangan dan pertanian sebagai penyerap utama. Penyaluran Kredit Usaha Rakyat (KUR) di Kabupaten Pangkep telah mencapai Rp120 miliar, mencerminkan keberhasilan kolaborasi antara pemerintah dan lembaga keuangan dalam mendukung UMKM. Sinergi Program Unggulan TPAKD Sejalan dengan Peta Jalan TPAKD Provinsi Sulawesi Selatan, tahun 2025 menjadi momentum percepatan implementasi program-program unggulan, di antaranya:
• EPIKS (Ekosistem Pondok Pesantren Inklusif Keuangan): Mendorong akses
keuangan syariah di lingkungan pesantren.
• Klasterisasi UMKM: Telah terbentuk 1.308 klaster dengan total plafon
pembiayaan mencapai Rp681,93 miliar untuk 19.526 debitur di Sulsel dan
Sulbar.
• Program Layarku: Pemanfaatan jaringan IJK untuk menyentuh desa-desa di
Sulawesi Selatan.
• Program Ekosistem Keuangan Inklusif Desa: Mendorong inklusi keuangan di
wilayah pedesaan.
• Budidaya Pisang Cavendish: Sebagai bagian dari program pengembangan
ekonomi daerah (PED), penyaluran KUR Pisang di Pangkep telah mencapai Rp1
miliar untuk 10 Ha lahan budidaya.
Untuk melengkapi kerja TPAKD Pangkep di tahun 2025, Kepala Seksi PPA II B Kanwil Ditjen Perbendaharaan (DJPb) Provinsi Sulawesi Selatan Iman Rohendiawan turut menyampaikan strategi optimalisasi dana desa sebagai bagian dari upaya memperkuat pembangunan ekonomi desa dan mendorong inklusi keuangan. Selain itu, DJPb juga menekankan pentingnya peningkatan kapasitas
aparatur desa, transparansi pengelolaan keuangan, dan penguatan infrastruktur digital dalam mendorong desa mandiri. Pangkep kini tercatat memiliki 13 desa mandiri—naik signifikan dibanding tahun sebelumnya yang hanya 6 desa.
Melalui sinergi TPAKD, kita tidak hanya membuka akses keuangan—kita membuka harapan, memberdayakan potensi, dan menyalakan semangat untuk mewujudkan Pangkep yang inklusif, mandiri, dan siap melangkah menuju
Indonesia Emas 2045. (*)