ELINE.NEW, JAKARTA – Kabar duka menyelimuti dunia musik dan seni Tanah Air. Musisi legendaris Indonesia, Titiek Puspa, meninggal dunia pada Kamis, 10 April 2025, pukul 16.25 WIB di Rumah Sakit Medistra, Jakarta. Kabar tersebut dikonfirmasi langsung oleh sang manajer, Mia.
“Iya, Eyang baru saja meninggal,” ujar Mia saat dihubungi awak media. Ia menyebut kepergian Titiek Puspa terjadi hanya sekitar 15 menit sebelum pernyataan itu diberikan.
Titiek Puspa, yang memiliki nama asli Hj. Sudarwati (kemudian berganti menjadi Kadarwati, lalu Sumarti), lahir di Tanjung, Tabalong, Kalimantan Selatan, pada 1 November 1937. Ia adalah putri dari pasangan Tugeno Puspowidjojo dan Siti Mariam, yang berdarah Jawa.
Meski sejak kecil bercita-cita menjadi guru taman kanak-kanak, jalan hidupnya berkata lain. Di usia 14 tahun, setelah beberapa kali menang dalam kompetisi menyanyi, ia memutuskan untuk menjadi seorang penghibur. Keputusan ini sempat ditentang oleh orang tuanya. Namun, semangatnya tak surut.
Dalam salah satu lomba yang diikutinya secara diam-diam, ia menggunakan nama samaran “Titiek Puspo”, gabungan dari nama panggilan sehari-harinya dan nama ayahnya, yang kemudian dimodifikasi menjadi Titiek Puspa. Nama itulah yang kemudian dikenal luas oleh masyarakat Indonesia, bahkan hingga generasi saat ini.
Tak hanya sebagai penyanyi, Titiek Puspa juga dikenal sebagai pencipta lagu, pemeran, dan pemimpin orkes pengiring “Puspa Sari” yang ia dirikan sendiri. Lagu-lagu ciptaannya seperti “Bing”, “Kupu-Kupu Malam”, dan “Apanya Dong” telah menjadi bagian dari sejarah musik Indonesia.
Anak sulung Titiek Puspa, Petty Tunjungsari Murdago, sempat mengungkapkan kondisi sang ibu yang dirawat intensif sejak beberapa waktu lalu.
“Ya, pada perjalanannya karena usia 87 tahun, kemudian banyak hal-hal yang kita tidak mengerti kenapa itu terjadi,” ujar Petty saat ditemui di RS Medistra pagi tadi.
Kini, jenazah Titiek Puspa masih berada di Rumah Sakit Medistra dan akan segera disemayamkan. Indonesia pun kehilangan salah satu sosok seni terbaik yang pernah dimilikinya. Suara emas dan karya-karyanya akan selalu abadi di hati para pencinta seni.
Selamat jalan, Ibu Titiek Puspa. Terima kasih telah mewarnai dunia kami dengan lagu, cinta, dan semangat yang tak pernah padam.
